sejawat indonesia

Bagaimana TikTok Mengubah Cara Kita Memandang Kesehatan

TikTok telah mengubah budaya kita dalam banyak hal. Terutama, dampaknya pada cara kita berbicara tentang kesehatan. Dalam puluhan juta video, pengguna telah membuka diri tentang kesehatan mereka dan bagaimana mereka menjaga diri mereka sendiri dalam hal-hal besar dan kecil. Mereka telah menggembar-gemborkan "Oatzempic" untuk menurunkan berat badan. Mereka telah berbagi cerita aborsi mereka dan membawa pemirsa ke dalam realitas hidup dengan kondisi terminal. Mereka pun terkadang telah berbagi saran kesehatan yang sangat keliru sehingga dokter dan terapis turun tangan untuk mengoreksi catatan tersebut.

TikTok bukan satu-satunya platform yang mendemokratisasi informasi daring. Namun, ada sesuatu yang istimewa tentang cara algoritmanya mempertemukan orang-orang untuk membicarakan topik yang sangat personal dan menjaga percakapan tetap berlangsung seiring dengan semakin banyaknya pengguna yang bergabung.

TikTok memberi kita jendela untuk melihat cara kita hidup…

TikTok menyiarkan hal-hal kecil tentang bagaimana orang-orang berusaha untuk tetap sehat. Tidak ada ruang yang terlalu privat, tidak ada aspek kehidupan sehari-hari yang terlalu biasa untuk menjadi "ritual" atau "rutinitas".

Jenis konten-konten seperti itu sangat populer hingga memicu semacam perlombaan senjata kesehatan pribadi. Orang-orang berbagi rutinitas perawatan kulit yang semakin rumit, dengan scrub bibir, masker lampu merah, dan serum mahal. Mereka mencoba mengoptimalkan tidur mereka (dan viewers mereka) dengan menutup mulut di malam hari dan merebus selada untuk diminum sebelum tidur. Ketika mereka bangun, mereka mendokumentasikan "Morning Shed" saat mereka menanggalkan lapisan aksesori tidur dan produk kecantikan.

Ada ironi pada obsesi untuk mendapatkan istirahat yang lebih baik, mengingat banyak orang menghabiskan banyak waktu untuk tetap terjaga menontonnya.

… sekaligus jendela untuk mengetahui apa pendapat dokter tentang berbagai hal tersebut.

Banjir saran kesehatan dari pengguna yang tidak memiliki keahlian medis membuat banyak dokter berbondong-bondong ke TikTok. Banyak yang menganggap diri mereka sebagai pemeriksa fakta, membantu orang memisahkan fakta dari fiksi.

Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa TikTok merupakan tempat berkembang biaknya informasi kesehatan yang tidak akurat. Para dokter telah menyatakan kekhawatiran bahwa misinformasi tersebut — khususnya tentang penyakit serius seperti kanker — dapat menimbulkan konsekuensi berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Membuat Self-diagnosis sebagai kebiasaan.

Ada perasaan aneh bahwa aplikasi tersebut mengenal kita, menyajikan konten yang menjelaskan gejala kita — dan terkadang menawarkan diagnosis.

Beberapa kreator telah membangun banyak pengikut dengan merinci "tanda-tanda tersembunyi" dari berbagai kondisi seperti autisme, gangguan hiperaktivitas akibat kurangnya perhatian, dan gangguan bipolar. Pengguna lain membagikan kuis untuk membuat orang berpikir tentang apakah mereka mungkin memiliki salah satu dari kondisi tersebut.

Beberapa unggahan tersebut, yang telah mengarahkan pengguna untuk mendiagnosis diri mereka sendiri dengan kondisi kesehatan mental, terlalu menyederhanakan gangguan yang rumit. Beberapa di antaranya sama sekali tidak memiliki dasar fakta. Beberapa video disponsori oleh perusahaan telehealth yang menawarkan perawatan untuk kondisi tersebut.

"Therapyspeak" juga telah meroket di platform tersebut, dengan orang-orang melabeli mantan mereka sebagai "gaslighter" atau berbicara tentang "trauma bonding" — menggunakan, menyalahgunakan, dan mempopulerkan jargon yang dulunya terbatas di kantor terapis. Istilah-istilah tersebut telah menjadi begitu meluas hingga muncul video-video yang memparodikannya.


BACA JUGA:


Tanda dimulainya era baru budaya diet.

Konten tentang penurunan berat badan sudah ada jauh sebelum TikTok, dan akan tetap ada lama setelahnya. Namun, TikTok memberi kita istilah yang lebih mudah dipahami untuk memperkuat gagasan yang sudah ada sejak lama dan berbahaya tentang citra tubuh.

Budaya diet selalu berubah-ubah. Selama beberapa waktu, banyak unggahan di TikTok yang isinya hanya tentang protein, padahal itu hanya kedok untuk menurunkan berat badan.

Mungkin tidak ada yang lebih memacu perbincangan seputar berat badan dan penurunan berat badan di TikTok selain maraknya Ozempic. Aplikasi ini telah menjadi pusat bagi orang-orang untuk memamerkan tubuh mereka "sebelum" dan "sesudah" mengonsumsi obat-obatan baru untuk menurunkan berat badan dan diabetes. Pengguna merekam suntikan pertama mereka dan mendokumentasikan efek sampingnya. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa video TikTok bahkan telah meningkatkan minat terhadap obat-obatan tersebut — dan, mungkin, resep untuk obat-obatan tersebut.

Tiktok membuat kita berbicara tentang topik kesehatan yang tabu.

Pada bulan-bulan awal pandemi Covid-19, platform ini menjadi wadah bagi orang-orang untuk saling berbagi kegelisahan akibat isolasi selama karantina, bertukar informasi tentang Covid (dan misinformasi), serta membicarakan tantangan kesehatan mereka.

Banyak orang tidak dapat mencari perawatan yang seharusnya, dan akibatnya, mereka mendapatkannya di kolom komentar yang berisi orang-orang yang mencoba mencari tahu masalah orang lain. Hal tersebut menjadi cara yang luar biasa bagi orang-orang untuk menghilangkan stigma dan bagi penyedia layanan kesehatan untuk menjangkau orang-orang di mana pun mereka berada.

Pada saat yang sama, orang-orang tampaknya menjadi lebih bersedia untuk berbicara tentang kesehatan mental, aborsi , kecanduan, dan topik-topik lain yang dulunya tabu untuk dibagikan ke banyak orang.

Komunitas terkait berbagai topik tersebut pun berkembang pesat. Misalnya, ada DiabetesTok, tempat para pengguna mengajak orang-orang menyusuri lorong-lorong supermarket untuk menemukan makanan yang dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap terkendali. Ada GriefTok, tempat unggahan tentang kehilangan terasa seintim entri buku harian dan ada SoberTok, tempat orang-orang mendiskusikan perjuangan mereka melawan alkoholisme dan pemulihan.

Terlepas dari manfaat dan efek negatifnya, Tiktok hanya satu kepingan tentang bagaimana kesehatan dikomunikasikan. Bersiaplah, Teman Sejawat!

Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaBagaimana Obat Penurun Berat Badan Mengubah Cara Pandang Kita tentang "Perubahan Gaya Hidup"

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar